Hari ini aku kembali untukmu sahabat membawa setangkai bunga kesukaanmu, aku merindukanmu sahabat.
Lima tahun lalu di saat hari ulang tahunmu kita bersama disini
mengunjungi bundamu Membawakan seikat bunga mawar putih kesukaannya,
sekarang aku disini sendiri ditemani kicauan burung merpati putih datang
untuk menyampaikan kerinduan ku padamu sahabat.
Tak terasa airmataku menetes di bawah batu nisanmu ini, aku rindu
kamu syifa, kamu tau gak? hari ini aku datang untukmu membawa segudang
curhatan untukmu ku harap kamu masih mau mendengarkan sahabatmu yang
bawel ini. hati ini terus berkata, setiap kali aku mengunjungi tempat
peristirahatan terakhirmu aku tak sanggup untuk tidak meneteskan airmata
ini, aku selalu ingat saat kita bersama 5 tahun lalu. namun takdir
tuhan yang memisahkan kita sampai saat ini.
Kejadian itu terjadii empat tahun lalu saat aku merayakan hari ulang
tahunku yang ke 14. waktu itu aku terus menunggu ucapan selamat ulang
tahun darimu sahabatku, tapi nyatanya hingga akhir batas ulang tahunku
itu kamu tak juga memberikan ucapan itu, ketika itu aku sangat kecewa
tapi semuanya tak membuatku marah padamu karena aku sayang kamu
sahabatku.
Tepat jam 1 malam aku belum juga bisa tidur, karena aku ngerasa di
hari ulang tahunku ini ada sesuatu yang kurang, yang terus mengganjal
hati ini. karena kamu tak hadir untuk ku sahabat tapi di sisi itu aku
mengkhawatirkan sahabatku itu dan hati ini terus bertanya-tanya, kenapa
dia tak datang ataupun ngucapin sepatah kata pun untuk ku di hari yang
spesial bagiku ini? Apakah dia sakit? Apakah dia lupa? semua pertanyaan
itu terbersit dalam benakku. aku terus memikirkan hal itu namun semuanya
sia-sia saja karena sejak maghrib tadi, hpnya tak juga aktif aku
semakin gelisah memikirkannya.
Waktu pun berlalu dengan cepat tak terasa arah jam telah menunjukan
pkl 2.00 pagi aku berusaha memejamkan mata ini tapi tetap saja yang ada
di bayanganku dia syifa sahabat ku yang benar-benar setia menemaniku,
pendengar setia ku di saat aku curhat. aku sangat menyayangi dia aku tak
mau dia pergi. tapi aku kembali teringat kenapa dia gak hadir disini
sekarang.
Dan akhirnya aku tertidur ditemani bayangan dia yang tersenyum padaku
dan tak terasa adzan subuh telah berkumandang dari seberang mesjid yang
letak nya tak jauh dari rumahku. aku terperanjat dari tempat tidurku
untuk segera bangun dan niat ku setelah sholat subuh aku akan pergi ke
rumah syifa untuk memastikan apa yang terjadi, moga saja gak ada apa-apa
dengan syifa itulah yang aku fikirkan saat aku bangun.
Sholat-sholat nak udah adzan cepet ambil air wudlu, suara itu
terdengar dari balik pintu hal itu rutinitas dilakukan oleh umi dan abi
untuk membangunkan aku dan adeku yang masih terlelap tidur dalam balutan
selimut tebal yang umi berikan pada kami. Dan tak seperti biasanya aku
langsung bangun dari tempat tidurku secepat itu, karena biasanya aku
susah sekali dibangunkan tapi saat itu tidak aku seakan akan-akan ingin
cepat ada di rumah syifa.
Setelah itu aku pergi mengambil air wudlu tapi disaat aku membasuh
mukaku tiba-tiba ada bayangan syifa sahabatku lewat di depanku, aku
langsung mencari-cari bayangan sahabatku tapi hasilnya nihil bayangan
itu hilang dengan sekejap hatiku terus bertanya. Ya alloh ada apakah
dengan sahabatku?
Tiba-tiba abi mengagetkanku, nak cepat sholat malah ngelamun di kamar
mandi! gak baik. memang lagi mikirin apa gitu nak? dan aku menjawab
hanya dengan anggukan saja lalu aku meninggalkan abi untuk sholat.
seusai sholat aku menangis dalam sujudku sambil terus berdoa pada sang
khalik semoga tidak terjadi sesuatu pada sahabatku syifa.
Seusai melaksanakan sholat hatiku semakin gelisah tak menentu aku
langsung mengganti pakaian tidurku dengan gamis yang syifa berikan
padaku saat ulang tahunku tahun kemarin aku ingin syifa melihatnya dan
menyadarkan dia akan hari ulang tahunku. dan umi bertanya padaku kakak
mau kemana? Lalu aku menjawab aku mau pergi ke rumah syifa umi aku
kangen dia umi, tapi masih gelap kak nanti aja pas udah agak siang. lalu
aku menjawab, umi aku takut terjadi sesuatu pada dia, insyaalloh engga
kak. tapi… di saat aku akan menjawab lagi pertanyaan dari umi tiba-tiba
terdengar suara telpon berdering, lalu umi pergi untuk mengangkat
telepon itu. Lalu suara umi terdengar jelas saat mengangkat telpon itu
tapi lama kelamaan suara umi samar-samar lalu aku bertanya dari kamar
dengan sekeras mungkin agar umi dapat mendengar pertanyaanku. Umi ada
apa? Berkali-kali aku bertanya tapi umi masih tidak menjawab. aku sangat
penaasaran sekali apa yang terjadi. lalu aku melihat umi menghampiri
abi aku melihat umi dengan wajahnya sayu dia menyimpan kesedihan. aku
maasih terpaku bingung. lalu dengan langkah goyah umi dan abi
menghampiriku.
Tiba-tiba umi menepuk pundaku dan terus berbicara, sabar yah nak,
tawakal kan qalbumu nak.. lalu aku terus bertanya ada apa sebenernya umi
abi. syifa telah pulang ke rahmatullah meninggalkan kamu dan kita semua
tadi malam di rumah sakit Hasan Sadikin tepat jam 2 tadi pagi.
Lalu tubuhku seakan akan ambruk seketika dan setelah itu aku tak sadarkan diri.
Ketika aku bangun aku melihat abi dan umi ada di sampingku
menemaniku. lalu aku bertanya apa yang terjadi umi? Semua itu adalah
mimpi kan umi? Iya kan umi? Umi jawab? Lalu umi pun menjawab itu semua
benar-benar terjadi nak. takdir yang alloh berikan pada sahabatmu itu.
umi yakin ini jalan yang terbaik yang alloh berikan pada syifa nak! kita
tidak boleh mengelak atau menyalahkan takdir, yang sekarang kita harus
lakukan yaitu berdoa pada alloh agar syifa diberikan tempat yang terbaik
disana. kamu jangan menangis terus nak ibu yakin kalau kamu kaya gini
terus alm. syifa gak akan tenang disana. kamu mau seperti itu? Engga
umi. ya udah sekarang ambil air wudlu terus tunaikan sholat ghaib lalu
doakan sahabatmu dan setelah itu kita sama-sama berangkat ke rumah syifa
untuk melayat.
Dan tidak sampai setengah jam aku dan keluargaku sampai di rumah
sahabatku. disana banyak kerumunan orang-orang tapi aku masih saja belum
menerima kenyataan bahwa yang terbaring tak berdaya di depanku itu
adalah sahabatku syifa.
Dan syifa sahabatku sekarang telah terbaring di peristirahatan yang
terakhirnya, di rumah masa depan yang kekal. aku terdiam tanpa sepatah
kata pun dan setelah orang-orang pergi aku masih saja melihat batu nisan
yang disana tertuliskan siti syifa, lahir 21 1994, wafat 24 agustus
2009.
Syifa sahabatku apakah pertanda ini, bayanganmu hadir di malam tadi.
sahabatku sekarang kamu mungkin sudah bertemu dengan bundamu disana,
titipkan salam dari ku pada bundamu. sahabatku terimakasih atas kado
ulang tahunnya walaupun mungkin ini adalah kado duka bagiku. semoga
engkau bahagya disana. amin.
Tak terasa airmata ku membasahi batu nisaan ini, aku rindu kamu
sahabatku, walaupun kita sudah berbeda alam tapi kita tetap kan jadi
sahabat untuk selamanya.
Aku menenggadah kan kepala ku menatap langit biru nan indah di atas
awan, Ya alloh tempat kan sahabatku di tempat yang sebaik-sebaiknya,
ampuni segala dosanya. hatiku terus berucap seperti itu.
Sahabat kuharap kelak Alloh akan mempertemukan kita lagi. amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar