MENGENANG. Hanya itu yang bisa aku lakukan saat ini. Ya, aku masih
saja ingat dimana cinta pertamaku berasal, dari sebuah TK swasta.
“Hei, sini aku bantuin ya…” begitulah bibir merahnya berkata. Saat
itu hari pertamaku masuk sekolah, aku berlari mengejar teman-teman yang
mengajakku bermain di hari itu. Tiba-tiba saja saat aku berlari
“duukk..” terdengar suara yang membuatku menangis, aku terjatuh karena
kaki-ku tersangkut di saluran penutup got. Suara tangisku terisak-isak
sangat kencang, namun tak seorang pun perduli kecuali seorang lelaki
yang datang menghampiriku. matanya indah dan senyumnya… maniiis sekali,
mungkin aku takkan pernah melupakannya karena sejak itulah bunga di
hatiku bermekaran melalui pertemuan awal kisah cinta pertama-ku.
“gak usah.. aku kan udah gede” aku berkata sembari menangis dan mencoba
melepaskan kaki ku namun ternyata sungguh sulit untuk mengeluarkannya
dari saluran penutup.
“kamu masih kecil ternyata, buktinya Cuma ngeluarin kaki kamu yang kecil
aja gak bisa, sini aku bantu” ujar anak lelaki itu sambil sedikit
mengomel, tapi suaranya sangat halus dan senyumnya itu yang membuatku
berhenti menangis.
Setelah lelaki itu mengeluarkan kaki ku dari saluran got dia berkata,
“yuk kita masuk ke kelas, ini kan hari pertama kita masuk sekolah”
sambil mengiring ku ke dalam ruang kelas.
Namanya Ilyasa, lelaki pertama yang sudah meluluhkan hatiku di masa
kecil. Meski dulu aku belum tahu, namun kini aku baru sadar bahwa dialah
cinta pertama ku. Hari-hari kulalui bersamanya diiringin dengan tawa
candanya, namun itu semua tak selamanya! perpisahan lah yang mengubah
segalanya, ketika kami akan naik tingkatan lebih tinggi ke bangku
sekolah dasar kami sudah berjanji akan terus bersama-sama.
“eh, nanti kalau kamu sd, mau masuk kemana?” sahutnya pada jam istirahat saat kami makan bersama.
“hmm… aku mau bareng kamu aja” wajah polos ku berkata padanya.
“oke, kita janji ya harus barengan terus” giginya yang mungil mulai
nampak terlihat saat dia tersenyum. Indah sekali masih kubayangkan
hingga kini..
Janji itu tak terpenuhi, kenyataannya kami berpisah. Dia
meninggalkanku, orangtuanya berkata pada ibuku bahwa mereka akan
berpindah ke pulau seberang. Tak terduga tiba-tiba saja air mataku
berlinang semakin lama semakin deras.
“Hei, sudahlah jangan menangis, kalau kamu nangis nanti banjir loh”
ucapnya, menenangkanku. Namun aku masih saja terus menangis karena tak
rela ditinggalkannya beserta semua kenangan awal pertemuan kami yang
membawaku ke dalam kebahagiaan ini. “mah, boleh enggak ade meluk dia?
Cuma biar dia enggak kangen sama aku” lanjutnya sambil tertawa.
Setelah dia memelukku untuk terakhir kalinya kami bersama, aku menangis
di pelukan ibuku. Aku tak mengerti apa yang sedang terjadi karena dahulu
aku masih kecil.
Perpisahan itu pun yang membawaku ke dalam angan-angan agar kami
suatu saat nanti bisa bertemu kembali, ya suatu saat nanti apabila tuhan
mengizinkan kami bersama-sama seperti waktu kita kecil dahulu, hanya
kenanganlah yang tersisa dan hanya mengenanglah yang ku bisa.
TAMAT
Kamis, 27 Maret 2014
cerpen kehidupan
DEMI SEBUAH JANJI DALAM PERJALANAN
Cerpen Karya Miftachur Rosyad
“Hujanitu berkah,Hujan itu anugerah,Hujan itu kehidupan….”(mr)
“Tidurlahjika kau yakin bahwa di atas bantal terdapat mimpi-mimpi tentang kemajuan,Tapijika tidak,bangkitlah … dan lakukan sesuatu “(adz-mr)
“ Nanti kujemput,di mana?di tempat biasasaja,itulah janjiku pada seseorang yang kukagumi,”Sore itu aku gelisahmenyaksikan langit di kota ini mulai berubah wajah,kecerahan warna lambat launtergeser oleh arak-arakan awan hitam dan terus menghitam pekat lagi menakutkan,akuyang sedari tadi menyaksikan fenomena alam tersentak teringat sebuah janjiuntuk menjemput gadis suci penyemangat nurani……ahhh ngaji saja dulu pikirku,bergegaskutenteng meja buatanku besrta kitab dan kudekap erat bak pecinta yang takingin berpisah dari kekasih hatinya,konsentrasi penuh mulai kusimak saat Sangmaha guru membacakan kata perkata dari kitab yang di kaji untuk kemudiankusalin dalam mushaf kitab cintaku dengan tarian pena made in china yang kubelibeberapa hari yang lalu,sesekali kulirik jam dinding di ujung mushola,hmmhsudah hampir jam4sore,perasaan resahgelisah mulai menyerang dan menggelayuti pikiranku namun pengajian tak kunjungusai,entahlah aku yang mulai tak sabaratau memang terlalu lama,ya…kuselesaikan saja mungkin tak lama lagi gumamkudalam keresahan,ternyata benar tepat jam 4 lewat 10 menit pengajianpunusai,Alhamdulillah kataku seraya tersenyum.
Cerpen Karya Miftachur Rosyad
“Hujanitu berkah,Hujan itu anugerah,Hujan itu kehidupan….”(mr)
“Tidurlahjika kau yakin bahwa di atas bantal terdapat mimpi-mimpi tentang kemajuan,Tapijika tidak,bangkitlah … dan lakukan sesuatu “(adz-mr)
“ Nanti kujemput,di mana?di tempat biasasaja,itulah janjiku pada seseorang yang kukagumi,”Sore itu aku gelisahmenyaksikan langit di kota ini mulai berubah wajah,kecerahan warna lambat launtergeser oleh arak-arakan awan hitam dan terus menghitam pekat lagi menakutkan,akuyang sedari tadi menyaksikan fenomena alam tersentak teringat sebuah janjiuntuk menjemput gadis suci penyemangat nurani……ahhh ngaji saja dulu pikirku,bergegaskutenteng meja buatanku besrta kitab dan kudekap erat bak pecinta yang takingin berpisah dari kekasih hatinya,konsentrasi penuh mulai kusimak saat Sangmaha guru membacakan kata perkata dari kitab yang di kaji untuk kemudiankusalin dalam mushaf kitab cintaku dengan tarian pena made in china yang kubelibeberapa hari yang lalu,sesekali kulirik jam dinding di ujung mushola,hmmhsudah hampir jam4sore,perasaan resahgelisah mulai menyerang dan menggelayuti pikiranku namun pengajian tak kunjungusai,entahlah aku yang mulai tak sabaratau memang terlalu lama,ya…kuselesaikan saja mungkin tak lama lagi gumamkudalam keresahan,ternyata benar tepat jam 4 lewat 10 menit pengajianpunusai,Alhamdulillah kataku seraya tersenyum.
![]() |
Cerpen Kehidupan - Demi Sebuah Janji Dalam Perjalanan |
Tak butuh waktu lama kupreteli bajukoko,sarung dan kopyah putih
kebanggaanku berganti dengan satu-satunya celanajeans coklat kubeli
setahun lalumenjelang lebaran yang sedari tadi telah kupersiapkan dengan
sentuhan setrikaselarasdengan itu kupakai jaket hasil barter dengan
temanku yang warnanya sudahtak asli lagi mungkin luntur di makan usia
segera kuambil tas hitamku yangkudapat dari hasil gaji menyebarkan
kalender salah satu capres yang akanberlaga dipilpres 2014 depan tak
lupa mengecek si merah berroda dua yang sedarikemarin belum dapat jatah
minum bersubsidi dengan semngat 45 atau 46nyavalentine rossi atau rosyad
kupacu si merah menerobos guyuran air yang sedaritadi berbaris rapi
dari atas ke bawah melintasi jalanan yang penuh sesak olehhingar binger
kendaraan mobil motor made jepang,cina atau yang trendi sekarangmade in
korea yang di gemari kawula muda bahkan kekek nenek di bumi
persadaIndonesia tercinta ahh…pikirku kacau,kembali konsentrasiku
tertuju pada gadismanis berkacamata dengan senyum
khasnya,tit…tit…tit…tit bunyi hape jadulmengagetkanku,kurogoh saku
jaketku kubuka satu sms dari gadis itu,di sini hujangak usah jemput
saja,perasaan kecewa mulai menerpaku lebih deras dari padahujan
ini,namun aku terinagt slogan dari salah satu parpol yang warnanya
miripdengan sepeda motorku,tekad bulat,itulah yang tidak memaksaku untuk
mengeremdan berbalik arah pulang,kubalas smsnya ini aku sudah di jalan
kataku dalam pesan singkatku ,ya sudahterserah kalau begitu, ia
menjawab.
Segala puji bagi Tuhan semesta alamujarku,dan sampailah aku di tempat perjanjian ialah terminal arjosari yangmungkin kelak menjadi tempat bersejarah kami serta tempat berziarah cinta bagi kami sebagai satu bentukterimakasih yang tak terhingga jika kami di persatukan dalam mawaddah warahmahnamun bila tidak demikian biarlah terminal itu menjadi saksi bisu sejarah diamdalam keluluhanku, tak terasa keperkasaanku sebagai laki-laki hilang tak sadar mataku meneteskan air mata karenacampur aduknya perasaanku,tit…tit…tit…tit si tua berbunyi lagi mungkin ia telah tiba ,dengan cepat kubuka sms dankubaca dengan hati berbunga setaman tujuh rupa,ternyata gadis imut itu barusampai di fly over,pikiranku mencoba tenang namun perasaanku carut marut akubergumam pasti sebentar lagi gadis pujaanku datang karena jika di ukur denganspeedo meter motorku hanya butuh waktu seper sekian detik saja,tidak apa-apakataku menenangkan diriku sendiri yang sedari tadi risau,untungnya aku datangterlebih dulu jika tidak betapa tak teganya diriku melihatnya menunggu,karenaoleh seorang pelantun lagu terkenal di nusantara berkata “menunggu adalah sesuatu yang menyebalkan bagiku”tapi tidak buatku.
Terlalu asyik berdialektika dengan dirikusendiri tak kusadari ada satu pesan di hape mungilku,aku sudah sampai,kamu dimana ?,di pintu masuk bus,aku melihatnya dari kejauhan,sepertinya iamencari-cariku,segera kutampakkan diriku dari balik pos pantau bus akdp,kulihatia tersenyu padaku,lega rasanya yang di nanti ahirnya datang juga,inilah buktidari ketulusanku menunggunya dan salah besar yang di katakan penyanyi di atas,kamunyebrang atau aku kesitu? Kataku dalam pesan singkat,ia tidak membalas dansegera menyeberang jalan untuk berjalan ke arahku,hmmm kasihan dia kehujanan,Ehkirain angkotnya berhenti di fly over,candaku mencoba mencairkan suasana,yanggak lah gadis berkacamata itu meladeni pembicaraanku,gimana nih hujannyatambah deras saja,kita langsung berangkat atau menunggu agak redadikit?tanyaku,mmm nunggu biar agak reda dulu saja, ia menukas,kuteruskanpembicaraan,aku bawa mantel dua tapi yang satunya jelek karena terbuat darikresek,mau pake?,gak usah nanti malah ribet,oh ya sudah kalau gitu,di rumah adasiapa?,ada ibu dan adek,bapaknya kemana?
Dengan pelan ia menjawab bapak nggakada,kemana?,ya sudah nggak ada.dan
betapa menyesalnya kenapa pertanyaan yangmungkin membuatnya sedih
terlontar dari mulutku.segera kualihkan pembicaraantentang
kuliahnya,jadi ikut study tour?,insyaallah jadi,berapa
hari?,tigahari.Perasaan resah kembali membayangiku berarti dalam waktu
tiga hari bisajadi lebih aku tak lagi melihat parasnya,aku diam sejenak
dan bertanya beberapahal,dalam benakku alangkah romantisnya kalau
ngobrol sambil minum jus apel atausegelas kopi walau di warung amat
sangat sederhana tapi apa daya uangku hanyapas-pasan buat menafkahi si
merah yang kehausan lebih tragis lagi untuk membelisebatang rokokpun
taka da,entah ada angin apa gadis cantik berjilbab anggun disampingku
bertutur ,sebentar lagi aku magang 4bulan,di mana?,belum
tau,sambilsedikit sok tau aku berkata mungkin di batam atau di bandung.
Bagai di tusuk sembilu sebenarnya hatiku kaliini benar-benar bersedih dalam sedalam-dalamnya,banyak yang ku tafsirkan,meskiaku tau ia tak bermaksud melukaiku,aku mengira waktu selama itu semuanya akanberubah,ia akan pergi meninggalkanku,ia tak lagi mengingatku,lebih ekstrim lagiia akan mendapatkan hati yang lain yang lebih dari aku lebih gagah karena akukerempeng,lebih kaya karena aku belum kaya,bermobil mewah yang memang layak dinaiki oleh gadis secantik dia sedangkan yang ku punya baru si merah bekaspemberian dari keringat orang tua yang berjualan terompet tahun baru di tanahpapua,karena memang ku akui ku tak punya banyak kelebihan kecuali ber imajinasi,semoga saja ia tidak tau isi hatiku,untung saja sore ini hujan ia tak cukuptau kalau aku kembali meneteskan air mata karena perasaan cintaku semakinbersemi padanya.
Ayo berangkat…kupecahkan suasana segera iamengambil posisi di belakangku,dengan sigap si merah menuruti perintahku tancapgas lets go…betapa terlihat dungu dan bodohnya aku kenapa aku mestimenangis,apa yang ku tangisi,Langit tak henti menangis sementara kuterobosbarisan-barisan hujan yang coba menghalangi lajuku,mungkin ini tak bisa terlupasepanjang episode hidupku.Kok diam?,mmh suara gadis jelita di belakangkumenyadarkanku dari lamunanku yang mengharu biru,belum sempat ku menjawab iakembali bertanya,Katanya kalau ketemu mau bicara banyak?,iya wi jawabku,ya dewinama gadis di belakangku tapi bukan dewi yang sering muncul di panggung atau ditivi tapi ini dewiku yang kuharap menjadi pendamping hidupku kelak.iyasebenarnya banyak hal yang ingin kukatakan dengan indah tapi untuk masalah yangsatu ini berat,ya kalau berat jangan di katakana,mmm baiklah akan kukatakan,lhokatanya berat nggak usah saja,sekarang udah nggak berat kok…mungkin ia telahmengerti bahasa jiwaku segera ia menjawab,aku masih ragu,aku masih bimbang,fifti-fifti jika kukatakan iya takut kecewa entahlah akubingung,kecewa itu kan manusiawi tapi jangan larut dalam kekecewan,ujarkumeyakinkannya,terus bagaimana langkah kedepannya?,tanpa pikir panjang kujawabGet married,haaah dengan histeris ia menjawab aku belum mau menikah aku masihpengen bersenang-senang,bermain-main.aku kembali diam,ia menruskan perkataannya, kamu kan sudah berumur sudah waktunya sementara aku masih kecil,usia kita kancuma selisih lima tahun wi,dan kami sama-sama diam,tanpa tau apa yang sedangkami pikirkan masing-masing.
Waktu kian mewaktu adzan maghribpunberkumandang.Belok arah mana?kanan,ya sudah lurus saja,guyuran hujan tiadahenti kembali aku teringat pada perkataannya tadi ialah” 4 bulan” ya tentubukan waktu yang sedikit,seakan aku ingin terjun bebas kedasar jurang untukmemusnahkan mimpi-mimpi indahku tuk dapat bersamanya dan terlahir kembalimenjadi Jivan mukti seperti yang di katakan oleh filsuf madzhab kepanjen dalam bukunyaFilsafat Timur .Tapi di sisi lain aku ini orang ber agama yang sedari kecil diajarkan tentang iman yang berarti yakin,meski aku tak mampu berbuat banyakuntuk itu namun aku punya Tuhan yang selalu memberi asal aku mau dekatdengan-NYA,
Bahkan aku disuruh mengajukan proposal-proposal sebanyak-banyaknya untuk kemudian dikabulkannya dan kuyakini itu.
Kulihat dari kaca spion gadis di belakangkusepertinya kehujanan,Kamu kehujanan?,Nggak aku bersembunyi di belakang mu.
Akubisa sedikit tersenyum mendengar kata-katanya yang seolah
memanja.Sudah hampirsampai tepatnya fly over mergosono,dalam benakku
lebih baik aku lewatatas,seolah mendukungku si merah melaju dengan
kelincahannya mendaki jalantinggi itu,tiba-tiba gadis di belakangku
berteriak,Lho kok lewat atas,ngg akboleh ! , memang dalam peraturan
Lantas tidak di perkenankan roda dua naik flyover,ku jawab dengan santai
ya kalau di tangkap bilang saja lagi nyidam…padahaldalam hatiku berkata
sengaja aku lewat jalan tinggi inihendak memberipengertian padanya
bahwa gambaran cita-cinta luhurku untuk bersamanya yangteramat sangat
tinggi melebihi fly over mergosono yang kita lewati ini , Tak lama
kemudian kamipun sampai dipersimpangan jalan.
Turun di sini saja kang begitulah ia berkata,sementara hujanmasih
membasahi persada haru rasanya melihatnya berjalan sendirian di
kegelapanmalam yang mulai meninggi,kusodorkan mantel yang kupakai namun
ia menolakdengan bahasa halus sehalus kulitnya bak putri keraton,dengan
terpaksa kuberiia mantel kresek khas tukang becak di pinggir masjid
jami’,entah kenapa ialebih memilih mantel jelek itu,mungkin karena
kasihan kepadaku atau menyamakanjeleknya mantel kresek dengan jeleknya
rupaku yang khas ndeso.Hahaha akupunbisa tertawa tapi hanya dalam hati
ke-empatku , perlahan ia mulai berjalanmeninggalkanku sebab itulah yang
berlaku karena aku tak mungkin mengantarnyapada tempat yang di
tuju.Segera kuputar arah kembali melaju dengan si merahroda dua menuju
tempat lain guna menenangkan pikiranku pada 4-bulan tak lupaaku sms dia
hati-hati ya… beberapa saat ia menjawab,ini baru sampai danterimakasih.
Sebuah perjalanan tiada pernah berahir sampaibertemu pada muara,memang
banyak rintangan yang harus di
laluikubangan,tanjakan,tikungan,terjal,curam yang membingungkan ketika
padapersimpangan jalan,memilih mana yang mesti di lewati.Selayaknya
melibatkanTuhan dalam urusan ini,Tuhan tunjukkanlah jalan yang
lurus,jalan orang-orangyang Engkau beri nikmat,bukan jalan orang-orang
yang Engkau murkai bukan pulajalan mereka yang sesat.
cerpen persahabatan
TEMAN PERTAMA DI HIDUPKU
Karya Sri Ayu
Aku hanya tertududuk terdiam menundukan kepalaku, ya... seperti ini lah
kehidupanku disekolah yang menurutku sangat kejam ini. Bagaimana tidak ?
semua anak membenciku karna aku seorang putri yang profesi orang tuaku
adalah seorang penjual susu kaleng keliling yang memaksakan diri
bersekolah disekolahan elit seperti ini, jika tidak karena beasiswa yang
kudapat mungkin aku sudah melawan perbuatan mereka yang menurutku sudah
di luar batas peri kemanusiaan.
***
Bel istirahat berbunyi semua anak berhamburan keluar terkecuali hanya aku yang tersisa diruangan yang bagaikan neraka ini, aku terduduk menunduk seluruh wajahku tertutup oleh rambut hitam panjangku. Cukup lama aku terdiam disini hingga pada saatnya aku merasa bosan, akhirnya aku putuskan untuk melangkah pergi keluar kelas.
***
Bel istirahat berbunyi semua anak berhamburan keluar terkecuali hanya aku yang tersisa diruangan yang bagaikan neraka ini, aku terduduk menunduk seluruh wajahku tertutup oleh rambut hitam panjangku. Cukup lama aku terdiam disini hingga pada saatnya aku merasa bosan, akhirnya aku putuskan untuk melangkah pergi keluar kelas.
![]() |
Teman Pertama Di Hidupku |
Dengan berjalan menunduk menyusuri trotoar kelas dan bertemu dengan para
mulut kejam yang tak salah lagi sedang membicarakanku, aku tidak peduli
aku tetap melanjutkan langkahku. Sampai suatu saat sesuatu mengenai
kepalaku, benda itu terjatuh di bawah tepatnya dihadapan kakiku,
ternyata itu hanya botol air mineral yang tak berisi, aku memungut botol
itu dan memasukannya kedalam ember sampah yang berada disampingku. Saat
hendak memasukkan botol itu semua anak melempariku dengan tepung dan
juga telur aku hanya terdiam menunduk pasrah menerima perlakuan mereka.
Semua anak menghampiriku, salah satu dari mereka mendorong tubuhku hingga aku terjatuh ke lantai.
"bangunlah.... ayo bangun anak miskin!" ucap seorang murid pria yang mendorongku tadi
Aku hanya bisa menangis menunduk, semua anak memukuliku hingga seluruh wajahku memar.
Tak berseling lama tiba-tiba seseorang datang yang tak lain itu adalah ibu kim, guru wali kelasku.
"Hentikan semuanya!!!" teriak ibu Kim,
Sesaat semua murid yang mengelilingiku terkejut dan spontan berlari berhamburan memasuki ruangan kelasnya masing-masing.
Ibu Kim secepat mungkin mendekatiku dan membantuku berdiri, "Kau tak apa Melati ?" tanya ibu Kim lembut
"Tidak bu, aku baik-baik saja" jawabku menunduk
"Lebih baik kau obati dulu lukamu, dan ibu akan meminta seragam baru untukmu" tutur ibu Kim
"Tidak bu tidak usah, aku baik-baik saja, terima kasih" kataku
"Baiklah, kau akan diijinkan pulang sekarang, ibu yang akan bertanggung jawab"
Oh sungguh ini tak begitu buruk untukku, akhirnya aku bisa pulang lebih cepat juga mimpi aapa aku semalam sampai bisa beruntung seperti ini.
Aku mengangkat wajahku kulihat disebelah ibu Kim berdiri seorang anak pria berpakaian seragam dan tersenyum padaku, jelas saja dia bukan siswa sekolah ini aku pun baru melihatnya.
Ibu Kim berkata jika ia pun akan memasuki ruangan kelasku untuk mengenalkan murid baru, aku berjalan mengikuti ibu Kim tepatnya dibelakang murid pria baru itu
Sesampainya diruang kelas aku segera menuju tempat dudukku dan mengambil tas milikku, semua anak memandangku sinis meski aku tidak melihatnya langsung karna aku menundukan kepalaku ketika berjalan tapi aku bisa merasakannya.
***
Pagi yang begitu cerah, membuat bahagia siapapun orangnya yang melihat keindahannya, angin pagi berhembus kencang menerpa tubuhku. Langkah demi langkah aku tapaki hingga sampailah kedepan gerbang sekolahku.
Aku memasuki ruang kelasku, terlihat disana beberapa orang anak memandangku dengan sinis bahkan ketika aku melewati mereka, mereka menghalang jalanku dan mendorong tubuhku hingga terjatuh. hanya tawa kesenangan yang mereka dapatkan.
Tiba-tiba seseorang mengulurkan tangannya padaku, aku secepat mungkin memastikan orang itu, ternyata itu adalah murid baru yang kemarin aku bertemu dengannya.
"ayolah... bangun.." ucap pria itu yang akupun tak mengenalnya
Sontak semua anak merasa heran dan bingung,
"Fandy! apa yang sedang kau lakukan?" tanya seorang murid laki-laki padanya
tapi dia tak menghiraukannya
Aku tak menerima uluran tangan miliknya, aku berfikir dia pun pasti sama seperti anak-anak lain, akhirnya aku pergi berlari keluar kelas.
Aku menangis dibawah pohon ditaman, aku tak peduli bel pelajaran sekolah dimulai. Hatiku hancur kenapa juga aku harus dilahirkan oleh sepasang keluarga penjual susu kaleng keliling? kenapa aku tidak seperti mereka? tuhan tak adil!.
Sampai sekolah sepi ditinggalkan oleh penghuninya, aku masih tetap berada dibawah pohon itu terduduk dengan kaki menegak menompang tangan dan daguku pandanganku sayu kedepan.
Tiba-tiba seseorang memegang pundakku, aku menoleh
"kau..." ucapku
"yah ini aku, apa aku boleh duduk disampingmu ?" tanya pria itu
"Untuk apa kau kemari ? apa kau pun ingin melihat seberapa menyedihkannya aku ?" Tanyaku dingin
"Tidak! aku kemari ingin berkenalan denganmu...." jawab pria itu
"Lebih baik kau pergi saja, bukankah teman-teman kayamu juga sudah pergi meninggalkan sekolah ini?" tanyaku lagi kecut
"Biarlah, tapi aku ingin bersamamu...." jawab nya
aku memandangnya muak secepat mungkin aku pergi meninggalkannya tapi ia mengejarku.
"Aku ingin menjadi temanmu, tak bisa kah kau terima aku menjadi temanmu?" tanya pria itu mengikuti dibelakangku
aku tak memperdulikannya, aku berlari berusaha menghindar darinya tapi ia tetap mengejarku.
Keesokan harinya anak pria murid baru itu tetap mengikutiku kemanapun aku pergi, dan anehnya pagi itu tak ada ejekan yang terlontar dari mulut semua murid disini tidak seperti biasanya, "Aku yang mengencam mereka untuk tidak memperlakukanmu dengan buruk!" tuturnya padaku ketika aku sedangterduduk sendiri dibangku ruang kelas "Apa maksudmu?" tanyaku tak mengerti dengan perkataanya
"Aku ingin menjadi temanmu... apa kau benar-benar membenciku ? aku hanya ingin menjadi temanmu tak lebih!"
"kenapa harus aku?" tanyaku "Dan asal kau tau aku tidak butuh siapapun disekolah ini termasuk seorang teman!" lanjutku tegas
"Tapi kenapa?" tanyanya
"Apa kau tak mengerti atau memang pura-pura tidak mengerti?" semua orang orang disini tak ada yang baik satu pun! apa itu yang selalu dilakukan oleh orang-orang kaya terhadap orang miskin sepertiku?" tanyaku dengan kedua bolamataku menatapnya
"Tidak semua orang seperti itu...." jawabnya
"Tidak?" tanyaku " Apa ada didunia ini orang yang memihak kepada orang miskin sepertiku ?"lanjutku menangis
"Ada!" jawabnya "Akulah orangnya, aku berada dipihakmu. Tak peduli siapa kamu dan siapa aku ... Yang jelas aku ingin berteman denganmu" Lanjutnya
Aku sejenak terdiam memandang matanya dalam.
"apa kau tidak malu jika berteman denganku?" Tanyaku masih memandang matanya
"Malu? apa maksudmu?" tak peduli siapa kamu dan siapa aku bagiku itu tak penting bukankah berteman dengan siapapun bisa tanpa harus memandang derajat orang tersebut?" jelasnya
Aku tersenyu padanya, ia pun membalas senyumanku dengan manis.
Semua anak menghampiriku, salah satu dari mereka mendorong tubuhku hingga aku terjatuh ke lantai.
"bangunlah.... ayo bangun anak miskin!" ucap seorang murid pria yang mendorongku tadi
Aku hanya bisa menangis menunduk, semua anak memukuliku hingga seluruh wajahku memar.
Tak berseling lama tiba-tiba seseorang datang yang tak lain itu adalah ibu kim, guru wali kelasku.
"Hentikan semuanya!!!" teriak ibu Kim,
Sesaat semua murid yang mengelilingiku terkejut dan spontan berlari berhamburan memasuki ruangan kelasnya masing-masing.
Ibu Kim secepat mungkin mendekatiku dan membantuku berdiri, "Kau tak apa Melati ?" tanya ibu Kim lembut
"Tidak bu, aku baik-baik saja" jawabku menunduk
"Lebih baik kau obati dulu lukamu, dan ibu akan meminta seragam baru untukmu" tutur ibu Kim
"Tidak bu tidak usah, aku baik-baik saja, terima kasih" kataku
"Baiklah, kau akan diijinkan pulang sekarang, ibu yang akan bertanggung jawab"
Oh sungguh ini tak begitu buruk untukku, akhirnya aku bisa pulang lebih cepat juga mimpi aapa aku semalam sampai bisa beruntung seperti ini.
Aku mengangkat wajahku kulihat disebelah ibu Kim berdiri seorang anak pria berpakaian seragam dan tersenyum padaku, jelas saja dia bukan siswa sekolah ini aku pun baru melihatnya.
Ibu Kim berkata jika ia pun akan memasuki ruangan kelasku untuk mengenalkan murid baru, aku berjalan mengikuti ibu Kim tepatnya dibelakang murid pria baru itu
Sesampainya diruang kelas aku segera menuju tempat dudukku dan mengambil tas milikku, semua anak memandangku sinis meski aku tidak melihatnya langsung karna aku menundukan kepalaku ketika berjalan tapi aku bisa merasakannya.
***
Pagi yang begitu cerah, membuat bahagia siapapun orangnya yang melihat keindahannya, angin pagi berhembus kencang menerpa tubuhku. Langkah demi langkah aku tapaki hingga sampailah kedepan gerbang sekolahku.
Aku memasuki ruang kelasku, terlihat disana beberapa orang anak memandangku dengan sinis bahkan ketika aku melewati mereka, mereka menghalang jalanku dan mendorong tubuhku hingga terjatuh. hanya tawa kesenangan yang mereka dapatkan.
Tiba-tiba seseorang mengulurkan tangannya padaku, aku secepat mungkin memastikan orang itu, ternyata itu adalah murid baru yang kemarin aku bertemu dengannya.
"ayolah... bangun.." ucap pria itu yang akupun tak mengenalnya
Sontak semua anak merasa heran dan bingung,
"Fandy! apa yang sedang kau lakukan?" tanya seorang murid laki-laki padanya
tapi dia tak menghiraukannya
Aku tak menerima uluran tangan miliknya, aku berfikir dia pun pasti sama seperti anak-anak lain, akhirnya aku pergi berlari keluar kelas.
Aku menangis dibawah pohon ditaman, aku tak peduli bel pelajaran sekolah dimulai. Hatiku hancur kenapa juga aku harus dilahirkan oleh sepasang keluarga penjual susu kaleng keliling? kenapa aku tidak seperti mereka? tuhan tak adil!.
Sampai sekolah sepi ditinggalkan oleh penghuninya, aku masih tetap berada dibawah pohon itu terduduk dengan kaki menegak menompang tangan dan daguku pandanganku sayu kedepan.
Tiba-tiba seseorang memegang pundakku, aku menoleh
"kau..." ucapku
"yah ini aku, apa aku boleh duduk disampingmu ?" tanya pria itu
"Untuk apa kau kemari ? apa kau pun ingin melihat seberapa menyedihkannya aku ?" Tanyaku dingin
"Tidak! aku kemari ingin berkenalan denganmu...." jawab pria itu
"Lebih baik kau pergi saja, bukankah teman-teman kayamu juga sudah pergi meninggalkan sekolah ini?" tanyaku lagi kecut
"Biarlah, tapi aku ingin bersamamu...." jawab nya
aku memandangnya muak secepat mungkin aku pergi meninggalkannya tapi ia mengejarku.
"Aku ingin menjadi temanmu, tak bisa kah kau terima aku menjadi temanmu?" tanya pria itu mengikuti dibelakangku
aku tak memperdulikannya, aku berlari berusaha menghindar darinya tapi ia tetap mengejarku.
Keesokan harinya anak pria murid baru itu tetap mengikutiku kemanapun aku pergi, dan anehnya pagi itu tak ada ejekan yang terlontar dari mulut semua murid disini tidak seperti biasanya, "Aku yang mengencam mereka untuk tidak memperlakukanmu dengan buruk!" tuturnya padaku ketika aku sedangterduduk sendiri dibangku ruang kelas "Apa maksudmu?" tanyaku tak mengerti dengan perkataanya
"Aku ingin menjadi temanmu... apa kau benar-benar membenciku ? aku hanya ingin menjadi temanmu tak lebih!"
"kenapa harus aku?" tanyaku "Dan asal kau tau aku tidak butuh siapapun disekolah ini termasuk seorang teman!" lanjutku tegas
"Tapi kenapa?" tanyanya
"Apa kau tak mengerti atau memang pura-pura tidak mengerti?" semua orang orang disini tak ada yang baik satu pun! apa itu yang selalu dilakukan oleh orang-orang kaya terhadap orang miskin sepertiku?" tanyaku dengan kedua bolamataku menatapnya
"Tidak semua orang seperti itu...." jawabnya
"Tidak?" tanyaku " Apa ada didunia ini orang yang memihak kepada orang miskin sepertiku ?"lanjutku menangis
"Ada!" jawabnya "Akulah orangnya, aku berada dipihakmu. Tak peduli siapa kamu dan siapa aku ... Yang jelas aku ingin berteman denganmu" Lanjutnya
Aku sejenak terdiam memandang matanya dalam.
"apa kau tidak malu jika berteman denganku?" Tanyaku masih memandang matanya
"Malu? apa maksudmu?" tak peduli siapa kamu dan siapa aku bagiku itu tak penting bukankah berteman dengan siapapun bisa tanpa harus memandang derajat orang tersebut?" jelasnya
Aku tersenyu padanya, ia pun membalas senyumanku dengan manis.
apakah itu kehidupan..?
Apa itu kehidupan… Apakah orang seperti aku tak boleh mengetahuinya,
kenapa aku dilahirkan di dunia ini hanya untuk belajar, bekerja mencari
nafkah dan tak tau apa itu arti sebuah kehidupan, apakah aku memang tak
pantas tau apa itu sebuah kehidupan, ketika aku sendiri tak ada yang
menemani, kenapa aku tak bisa apa apa kenapa aku hanya bisa bergantung
kepada kedua orangtuaku, sekolah aku dibiyayai orang tuaku, bekerja pun
aku hanya ikut orangtuaku. Apa aku tak pantas punya jalan kehidupan
sendiri, apa aku tak pantas hidup yang mengenal apa itu sebuah
kehidupan.
“herman cepat ambilkan dokumen ayah di ruang dokumen” perintah ayah singkat.
“iya yah..!” segera aku turun ke lantai dua untuk mengambil dokumen yang ayah pinta.
Tak kusangka sangka ketika aku melewati jendela kaca di lantai dua itu aku melihat seseorang yang sedang mengambil plastik sampah yang berceceran di halaman kantor. Aku pun memperhatikanya beberapa saat, ternyata pemuda itu tak asing bagiku, ternyata ia adalah firman teman ku waktu di sma dulu, aku pun segera turun menghampirinya
“firman…!”
Firman terpaku ketika melihatku mendekatinya.
“her herman…”
Setelah kami ngobrol cukup lama di bawah pohon di depan kantor aku segera kembali ke kantor dan dengan membawa
Alamat rumah firman.
Alangkah buruk nasip firman, padahal dulu ia seorang yang pandai di kelasku, aku pun dulu sering meminta diajari soal metematika, akan tetapi lihatlah sekarang, rumah reot, sudah ditambal dimana mana dan atap rumahnya pun sudah banyak yang bolong.
“yah beginilah rumahku herman, setelah ayah dan ibuku meninggal aku hidup sebatang kara dan lihat lah aku sekarang tak bisa mengurus diriku sendiri”
Sembari aku melihat keluar jendela aku bertanya pada firman. “fir bantulah aku, setelah aku pikir pikir semalam suntuk, fir kumohon bantulah aku mencari jalan hidupku yang baru, aku tak ingin hidup terus bergantung pada kedua orangtuaku…!, aku juga ingin tau apa itu arti sebuah kehidupan”
Firman pun terdiam sesaat. Tiba tiba ia menepuk dadaku.
“herman… Kisah baru, jalan baru, kehidupan baru itu datangnya dari sini, dari hati” firman segera berdiri
“firman lihatlah awan hitam yang menutup bulan itu. Andaikan awan tak menutupi bulan itu bulan itu pasti tau bagaimana bumi itu, pergilah kau ke luar dari kota ini dan jalanilah hidupmu mulai dari nol, pasti kau kan punya kehidupan baru, kisah baru, dan kau akan tau apakah itu sebuah kehidupan”
Terimakasih tuhan, terimakasih firman sekarang aku tau apa itu arti kehidupan. Walaupun aku harus bekerja keras untuk tau apa itu sebuah kehidupan, mulai dari aku pergi ke suatu desa terpencil, disana aku dapat merasakan ramah tamahnya orang pedesaan, betapa mereka hidup bahagia walaupun dalam kesusahan. Dan mencari pekerjaan, yang awalnya sangat sulit aku lakukan akan tetapi berkat kau aku bisa hidup mandiri dan tau apa itu sebuah kehidupan. Kehidupan itu seperti simfoni yang indah kadang bahagia kadang sedih alunan simfoni itu. Terimakasih tuhan, terimakasih firman terimakasih semua.
“herman cepat ambilkan dokumen ayah di ruang dokumen” perintah ayah singkat.
“iya yah..!” segera aku turun ke lantai dua untuk mengambil dokumen yang ayah pinta.
Tak kusangka sangka ketika aku melewati jendela kaca di lantai dua itu aku melihat seseorang yang sedang mengambil plastik sampah yang berceceran di halaman kantor. Aku pun memperhatikanya beberapa saat, ternyata pemuda itu tak asing bagiku, ternyata ia adalah firman teman ku waktu di sma dulu, aku pun segera turun menghampirinya
“firman…!”
Firman terpaku ketika melihatku mendekatinya.
“her herman…”
Setelah kami ngobrol cukup lama di bawah pohon di depan kantor aku segera kembali ke kantor dan dengan membawa
Alamat rumah firman.
Alangkah buruk nasip firman, padahal dulu ia seorang yang pandai di kelasku, aku pun dulu sering meminta diajari soal metematika, akan tetapi lihatlah sekarang, rumah reot, sudah ditambal dimana mana dan atap rumahnya pun sudah banyak yang bolong.
“yah beginilah rumahku herman, setelah ayah dan ibuku meninggal aku hidup sebatang kara dan lihat lah aku sekarang tak bisa mengurus diriku sendiri”
Sembari aku melihat keluar jendela aku bertanya pada firman. “fir bantulah aku, setelah aku pikir pikir semalam suntuk, fir kumohon bantulah aku mencari jalan hidupku yang baru, aku tak ingin hidup terus bergantung pada kedua orangtuaku…!, aku juga ingin tau apa itu arti sebuah kehidupan”
Firman pun terdiam sesaat. Tiba tiba ia menepuk dadaku.
“herman… Kisah baru, jalan baru, kehidupan baru itu datangnya dari sini, dari hati” firman segera berdiri
“firman lihatlah awan hitam yang menutup bulan itu. Andaikan awan tak menutupi bulan itu bulan itu pasti tau bagaimana bumi itu, pergilah kau ke luar dari kota ini dan jalanilah hidupmu mulai dari nol, pasti kau kan punya kehidupan baru, kisah baru, dan kau akan tau apakah itu sebuah kehidupan”
Terimakasih tuhan, terimakasih firman sekarang aku tau apa itu arti kehidupan. Walaupun aku harus bekerja keras untuk tau apa itu sebuah kehidupan, mulai dari aku pergi ke suatu desa terpencil, disana aku dapat merasakan ramah tamahnya orang pedesaan, betapa mereka hidup bahagia walaupun dalam kesusahan. Dan mencari pekerjaan, yang awalnya sangat sulit aku lakukan akan tetapi berkat kau aku bisa hidup mandiri dan tau apa itu sebuah kehidupan. Kehidupan itu seperti simfoni yang indah kadang bahagia kadang sedih alunan simfoni itu. Terimakasih tuhan, terimakasih firman terimakasih semua.
kado duka
Hari ini aku kembali untukmu sahabat membawa setangkai bunga kesukaanmu, aku merindukanmu sahabat.
Lima tahun lalu di saat hari ulang tahunmu kita bersama disini mengunjungi bundamu Membawakan seikat bunga mawar putih kesukaannya, sekarang aku disini sendiri ditemani kicauan burung merpati putih datang untuk menyampaikan kerinduan ku padamu sahabat.
Tak terasa airmataku menetes di bawah batu nisanmu ini, aku rindu kamu syifa, kamu tau gak? hari ini aku datang untukmu membawa segudang curhatan untukmu ku harap kamu masih mau mendengarkan sahabatmu yang bawel ini. hati ini terus berkata, setiap kali aku mengunjungi tempat peristirahatan terakhirmu aku tak sanggup untuk tidak meneteskan airmata ini, aku selalu ingat saat kita bersama 5 tahun lalu. namun takdir tuhan yang memisahkan kita sampai saat ini.
Kejadian itu terjadii empat tahun lalu saat aku merayakan hari ulang tahunku yang ke 14. waktu itu aku terus menunggu ucapan selamat ulang tahun darimu sahabatku, tapi nyatanya hingga akhir batas ulang tahunku itu kamu tak juga memberikan ucapan itu, ketika itu aku sangat kecewa tapi semuanya tak membuatku marah padamu karena aku sayang kamu sahabatku.
Tepat jam 1 malam aku belum juga bisa tidur, karena aku ngerasa di hari ulang tahunku ini ada sesuatu yang kurang, yang terus mengganjal hati ini. karena kamu tak hadir untuk ku sahabat tapi di sisi itu aku mengkhawatirkan sahabatku itu dan hati ini terus bertanya-tanya, kenapa dia tak datang ataupun ngucapin sepatah kata pun untuk ku di hari yang spesial bagiku ini? Apakah dia sakit? Apakah dia lupa? semua pertanyaan itu terbersit dalam benakku. aku terus memikirkan hal itu namun semuanya sia-sia saja karena sejak maghrib tadi, hpnya tak juga aktif aku semakin gelisah memikirkannya.
Waktu pun berlalu dengan cepat tak terasa arah jam telah menunjukan pkl 2.00 pagi aku berusaha memejamkan mata ini tapi tetap saja yang ada di bayanganku dia syifa sahabat ku yang benar-benar setia menemaniku, pendengar setia ku di saat aku curhat. aku sangat menyayangi dia aku tak mau dia pergi. tapi aku kembali teringat kenapa dia gak hadir disini sekarang.
Dan akhirnya aku tertidur ditemani bayangan dia yang tersenyum padaku dan tak terasa adzan subuh telah berkumandang dari seberang mesjid yang letak nya tak jauh dari rumahku. aku terperanjat dari tempat tidurku untuk segera bangun dan niat ku setelah sholat subuh aku akan pergi ke rumah syifa untuk memastikan apa yang terjadi, moga saja gak ada apa-apa dengan syifa itulah yang aku fikirkan saat aku bangun.
Sholat-sholat nak udah adzan cepet ambil air wudlu, suara itu terdengar dari balik pintu hal itu rutinitas dilakukan oleh umi dan abi untuk membangunkan aku dan adeku yang masih terlelap tidur dalam balutan selimut tebal yang umi berikan pada kami. Dan tak seperti biasanya aku langsung bangun dari tempat tidurku secepat itu, karena biasanya aku susah sekali dibangunkan tapi saat itu tidak aku seakan akan-akan ingin cepat ada di rumah syifa.
Setelah itu aku pergi mengambil air wudlu tapi disaat aku membasuh mukaku tiba-tiba ada bayangan syifa sahabatku lewat di depanku, aku langsung mencari-cari bayangan sahabatku tapi hasilnya nihil bayangan itu hilang dengan sekejap hatiku terus bertanya. Ya alloh ada apakah dengan sahabatku?
Tiba-tiba abi mengagetkanku, nak cepat sholat malah ngelamun di kamar mandi! gak baik. memang lagi mikirin apa gitu nak? dan aku menjawab hanya dengan anggukan saja lalu aku meninggalkan abi untuk sholat. seusai sholat aku menangis dalam sujudku sambil terus berdoa pada sang khalik semoga tidak terjadi sesuatu pada sahabatku syifa.
Seusai melaksanakan sholat hatiku semakin gelisah tak menentu aku langsung mengganti pakaian tidurku dengan gamis yang syifa berikan padaku saat ulang tahunku tahun kemarin aku ingin syifa melihatnya dan menyadarkan dia akan hari ulang tahunku. dan umi bertanya padaku kakak mau kemana? Lalu aku menjawab aku mau pergi ke rumah syifa umi aku kangen dia umi, tapi masih gelap kak nanti aja pas udah agak siang. lalu aku menjawab, umi aku takut terjadi sesuatu pada dia, insyaalloh engga kak. tapi… di saat aku akan menjawab lagi pertanyaan dari umi tiba-tiba terdengar suara telpon berdering, lalu umi pergi untuk mengangkat telepon itu. Lalu suara umi terdengar jelas saat mengangkat telpon itu tapi lama kelamaan suara umi samar-samar lalu aku bertanya dari kamar dengan sekeras mungkin agar umi dapat mendengar pertanyaanku. Umi ada apa? Berkali-kali aku bertanya tapi umi masih tidak menjawab. aku sangat penaasaran sekali apa yang terjadi. lalu aku melihat umi menghampiri abi aku melihat umi dengan wajahnya sayu dia menyimpan kesedihan. aku maasih terpaku bingung. lalu dengan langkah goyah umi dan abi menghampiriku.
Tiba-tiba umi menepuk pundaku dan terus berbicara, sabar yah nak, tawakal kan qalbumu nak.. lalu aku terus bertanya ada apa sebenernya umi abi. syifa telah pulang ke rahmatullah meninggalkan kamu dan kita semua tadi malam di rumah sakit Hasan Sadikin tepat jam 2 tadi pagi.
Lalu tubuhku seakan akan ambruk seketika dan setelah itu aku tak sadarkan diri.
Ketika aku bangun aku melihat abi dan umi ada di sampingku menemaniku. lalu aku bertanya apa yang terjadi umi? Semua itu adalah mimpi kan umi? Iya kan umi? Umi jawab? Lalu umi pun menjawab itu semua benar-benar terjadi nak. takdir yang alloh berikan pada sahabatmu itu. umi yakin ini jalan yang terbaik yang alloh berikan pada syifa nak! kita tidak boleh mengelak atau menyalahkan takdir, yang sekarang kita harus lakukan yaitu berdoa pada alloh agar syifa diberikan tempat yang terbaik disana. kamu jangan menangis terus nak ibu yakin kalau kamu kaya gini terus alm. syifa gak akan tenang disana. kamu mau seperti itu? Engga umi. ya udah sekarang ambil air wudlu terus tunaikan sholat ghaib lalu doakan sahabatmu dan setelah itu kita sama-sama berangkat ke rumah syifa untuk melayat.
Dan tidak sampai setengah jam aku dan keluargaku sampai di rumah sahabatku. disana banyak kerumunan orang-orang tapi aku masih saja belum menerima kenyataan bahwa yang terbaring tak berdaya di depanku itu adalah sahabatku syifa.
Dan syifa sahabatku sekarang telah terbaring di peristirahatan yang terakhirnya, di rumah masa depan yang kekal. aku terdiam tanpa sepatah kata pun dan setelah orang-orang pergi aku masih saja melihat batu nisan yang disana tertuliskan siti syifa, lahir 21 1994, wafat 24 agustus 2009.
Syifa sahabatku apakah pertanda ini, bayanganmu hadir di malam tadi. sahabatku sekarang kamu mungkin sudah bertemu dengan bundamu disana, titipkan salam dari ku pada bundamu. sahabatku terimakasih atas kado ulang tahunnya walaupun mungkin ini adalah kado duka bagiku. semoga engkau bahagya disana. amin.
Tak terasa airmata ku membasahi batu nisaan ini, aku rindu kamu sahabatku, walaupun kita sudah berbeda alam tapi kita tetap kan jadi sahabat untuk selamanya.
Aku menenggadah kan kepala ku menatap langit biru nan indah di atas awan, Ya alloh tempat kan sahabatku di tempat yang sebaik-sebaiknya, ampuni segala dosanya. hatiku terus berucap seperti itu.
Sahabat kuharap kelak Alloh akan mempertemukan kita lagi. amin.
Lima tahun lalu di saat hari ulang tahunmu kita bersama disini mengunjungi bundamu Membawakan seikat bunga mawar putih kesukaannya, sekarang aku disini sendiri ditemani kicauan burung merpati putih datang untuk menyampaikan kerinduan ku padamu sahabat.
Tak terasa airmataku menetes di bawah batu nisanmu ini, aku rindu kamu syifa, kamu tau gak? hari ini aku datang untukmu membawa segudang curhatan untukmu ku harap kamu masih mau mendengarkan sahabatmu yang bawel ini. hati ini terus berkata, setiap kali aku mengunjungi tempat peristirahatan terakhirmu aku tak sanggup untuk tidak meneteskan airmata ini, aku selalu ingat saat kita bersama 5 tahun lalu. namun takdir tuhan yang memisahkan kita sampai saat ini.
Kejadian itu terjadii empat tahun lalu saat aku merayakan hari ulang tahunku yang ke 14. waktu itu aku terus menunggu ucapan selamat ulang tahun darimu sahabatku, tapi nyatanya hingga akhir batas ulang tahunku itu kamu tak juga memberikan ucapan itu, ketika itu aku sangat kecewa tapi semuanya tak membuatku marah padamu karena aku sayang kamu sahabatku.
Tepat jam 1 malam aku belum juga bisa tidur, karena aku ngerasa di hari ulang tahunku ini ada sesuatu yang kurang, yang terus mengganjal hati ini. karena kamu tak hadir untuk ku sahabat tapi di sisi itu aku mengkhawatirkan sahabatku itu dan hati ini terus bertanya-tanya, kenapa dia tak datang ataupun ngucapin sepatah kata pun untuk ku di hari yang spesial bagiku ini? Apakah dia sakit? Apakah dia lupa? semua pertanyaan itu terbersit dalam benakku. aku terus memikirkan hal itu namun semuanya sia-sia saja karena sejak maghrib tadi, hpnya tak juga aktif aku semakin gelisah memikirkannya.
Waktu pun berlalu dengan cepat tak terasa arah jam telah menunjukan pkl 2.00 pagi aku berusaha memejamkan mata ini tapi tetap saja yang ada di bayanganku dia syifa sahabat ku yang benar-benar setia menemaniku, pendengar setia ku di saat aku curhat. aku sangat menyayangi dia aku tak mau dia pergi. tapi aku kembali teringat kenapa dia gak hadir disini sekarang.
Dan akhirnya aku tertidur ditemani bayangan dia yang tersenyum padaku dan tak terasa adzan subuh telah berkumandang dari seberang mesjid yang letak nya tak jauh dari rumahku. aku terperanjat dari tempat tidurku untuk segera bangun dan niat ku setelah sholat subuh aku akan pergi ke rumah syifa untuk memastikan apa yang terjadi, moga saja gak ada apa-apa dengan syifa itulah yang aku fikirkan saat aku bangun.
Sholat-sholat nak udah adzan cepet ambil air wudlu, suara itu terdengar dari balik pintu hal itu rutinitas dilakukan oleh umi dan abi untuk membangunkan aku dan adeku yang masih terlelap tidur dalam balutan selimut tebal yang umi berikan pada kami. Dan tak seperti biasanya aku langsung bangun dari tempat tidurku secepat itu, karena biasanya aku susah sekali dibangunkan tapi saat itu tidak aku seakan akan-akan ingin cepat ada di rumah syifa.
Setelah itu aku pergi mengambil air wudlu tapi disaat aku membasuh mukaku tiba-tiba ada bayangan syifa sahabatku lewat di depanku, aku langsung mencari-cari bayangan sahabatku tapi hasilnya nihil bayangan itu hilang dengan sekejap hatiku terus bertanya. Ya alloh ada apakah dengan sahabatku?
Tiba-tiba abi mengagetkanku, nak cepat sholat malah ngelamun di kamar mandi! gak baik. memang lagi mikirin apa gitu nak? dan aku menjawab hanya dengan anggukan saja lalu aku meninggalkan abi untuk sholat. seusai sholat aku menangis dalam sujudku sambil terus berdoa pada sang khalik semoga tidak terjadi sesuatu pada sahabatku syifa.
Seusai melaksanakan sholat hatiku semakin gelisah tak menentu aku langsung mengganti pakaian tidurku dengan gamis yang syifa berikan padaku saat ulang tahunku tahun kemarin aku ingin syifa melihatnya dan menyadarkan dia akan hari ulang tahunku. dan umi bertanya padaku kakak mau kemana? Lalu aku menjawab aku mau pergi ke rumah syifa umi aku kangen dia umi, tapi masih gelap kak nanti aja pas udah agak siang. lalu aku menjawab, umi aku takut terjadi sesuatu pada dia, insyaalloh engga kak. tapi… di saat aku akan menjawab lagi pertanyaan dari umi tiba-tiba terdengar suara telpon berdering, lalu umi pergi untuk mengangkat telepon itu. Lalu suara umi terdengar jelas saat mengangkat telpon itu tapi lama kelamaan suara umi samar-samar lalu aku bertanya dari kamar dengan sekeras mungkin agar umi dapat mendengar pertanyaanku. Umi ada apa? Berkali-kali aku bertanya tapi umi masih tidak menjawab. aku sangat penaasaran sekali apa yang terjadi. lalu aku melihat umi menghampiri abi aku melihat umi dengan wajahnya sayu dia menyimpan kesedihan. aku maasih terpaku bingung. lalu dengan langkah goyah umi dan abi menghampiriku.
Tiba-tiba umi menepuk pundaku dan terus berbicara, sabar yah nak, tawakal kan qalbumu nak.. lalu aku terus bertanya ada apa sebenernya umi abi. syifa telah pulang ke rahmatullah meninggalkan kamu dan kita semua tadi malam di rumah sakit Hasan Sadikin tepat jam 2 tadi pagi.
Lalu tubuhku seakan akan ambruk seketika dan setelah itu aku tak sadarkan diri.
Ketika aku bangun aku melihat abi dan umi ada di sampingku menemaniku. lalu aku bertanya apa yang terjadi umi? Semua itu adalah mimpi kan umi? Iya kan umi? Umi jawab? Lalu umi pun menjawab itu semua benar-benar terjadi nak. takdir yang alloh berikan pada sahabatmu itu. umi yakin ini jalan yang terbaik yang alloh berikan pada syifa nak! kita tidak boleh mengelak atau menyalahkan takdir, yang sekarang kita harus lakukan yaitu berdoa pada alloh agar syifa diberikan tempat yang terbaik disana. kamu jangan menangis terus nak ibu yakin kalau kamu kaya gini terus alm. syifa gak akan tenang disana. kamu mau seperti itu? Engga umi. ya udah sekarang ambil air wudlu terus tunaikan sholat ghaib lalu doakan sahabatmu dan setelah itu kita sama-sama berangkat ke rumah syifa untuk melayat.
Dan tidak sampai setengah jam aku dan keluargaku sampai di rumah sahabatku. disana banyak kerumunan orang-orang tapi aku masih saja belum menerima kenyataan bahwa yang terbaring tak berdaya di depanku itu adalah sahabatku syifa.
Dan syifa sahabatku sekarang telah terbaring di peristirahatan yang terakhirnya, di rumah masa depan yang kekal. aku terdiam tanpa sepatah kata pun dan setelah orang-orang pergi aku masih saja melihat batu nisan yang disana tertuliskan siti syifa, lahir 21 1994, wafat 24 agustus 2009.
Syifa sahabatku apakah pertanda ini, bayanganmu hadir di malam tadi. sahabatku sekarang kamu mungkin sudah bertemu dengan bundamu disana, titipkan salam dari ku pada bundamu. sahabatku terimakasih atas kado ulang tahunnya walaupun mungkin ini adalah kado duka bagiku. semoga engkau bahagya disana. amin.
Tak terasa airmata ku membasahi batu nisaan ini, aku rindu kamu sahabatku, walaupun kita sudah berbeda alam tapi kita tetap kan jadi sahabat untuk selamanya.
Aku menenggadah kan kepala ku menatap langit biru nan indah di atas awan, Ya alloh tempat kan sahabatku di tempat yang sebaik-sebaiknya, ampuni segala dosanya. hatiku terus berucap seperti itu.
Sahabat kuharap kelak Alloh akan mempertemukan kita lagi. amin.
SEMENJAK ADA DIA..
Entah itu laki-laki atau perempuan, entah berapa banyaknya, satu atau
dua, entah berapa jauh jarak umurnya dibandingkan kalian. Sahabat, satu
kata yang bermakna bagi kalian. Sahabat adalah teman sejati, biasanya
kita berbagi curhat, rahasia, cerita, dan lain-lain kepada mereka, dan
meminta mereka untuk menyimpan rahasia itu baik-baik agar tak diketahui
orang lain.
Hai namaku Vera Shella Ariva, umurku 14 tahun dan aku bersekolah di SMP NEGERI 1 Bogor. Aku mempunyai dua sahabat perempuan yaitu Steva dan Stevi. Ya mereka adalah anak kembar. Steva dan Stevi adalah anak yang baik, sopan, pintar dan cantik. Aku bersahabat dengan mereka sejak kelas 7 SMP dan kami pun selalu bersama, namun saat awal kelas 8 persahabatan kita mulai tergoyah karena ada seseorang yang sangat menyebalkan duduk di samping Stevi dia adalah Catty, orang yang sok akrab, sok pintar, yang selalu ingin menang sendiri dan sukanya ngatur. Dari kelas 7 banyak teman-teman sekelas yang tidak suka padanya, bahkan suatu ketika dia pernah dimusuhi anak satu kelas.
Sejak Catty duduk di samping Stevi, Catty menjadi dekat dengan Stevi dan otomatis Catty juga dekat dengan Aku dan Steva, dan lama kelamaan Aku, Steva, Stevi, dan Catty menjadi sahabat, dan semenjak kita bersahabat Catty mulai mengatur-atur Aku, Steva, dan Stevi dan kita pun selalu menurut dengan apa yang Catty bilang. Dan entah mengapa akhir-akhir kelas 8 aku berfikir kalau Aku, Steva dan Stevi hanya seperti robot yang hanya di suruh-suruh. Dan sejak saat itu juga aku mulai menjauh dari Catty dan otomatis aku juga menjauh dari Steva dan Stevi. Dan semenjak Aku jauh dari mereka banyak teman-teman yang bertanya “Ver!! Kenapa kamu nggak main lagi sama Steva dan Stevi? Kamu lagi marahan ya sama mereka?”, Hampir semua teman satu kelasku bertanya seperti itu bahkan, teman-temanku yang bukan satu kelas denganku bertanya seperti itu kepadaku, karena mereka tahu kalau sejak kelas 7 Aku, Steva, dan Stevi itu selalu bareng. Ke kantin selalu bareng, ngobrol selalu bareng, ngerumpi selalu bareng, foto selalu bareng, dan sampai ke WC pun juga selalu bareng, dan pokoknya semua serba bareng deh, tapi kini semuanya telah hilang, semuanya telah lenyap sejak Catty dekat dengan kita.
Suatu ketika Aku membuka jejaring sosial facebook di beranda facebook aku melihat Steva membuat status yang isinya menyindirku, saat itu juga hatiku memanas, dan mataku ingin mengeluarkan cairan bening. Tak ku sangka Steva sahabatku dulu sekarang menjadi seperti ini. Tak kusangka Steva sahabatku dulu sekarang membenciku, dia sudah berubah, dia tidak seperti dulu.
Semenjak aku menjauh dari Steva dan Stevi Aku selalu memikirkan, dan melamunkan Steva dan Stevi. Suatu ketika Aku memutar memori masa laluku, memori saat bersama Steva dan Stevi, memori yang tak pernah bisa untuk kulupakan, terutama memori masa laluku saat bersama Steva. Seperti dulu, Aku masih duduk satu bangku dengan Steva, Walaupun Aku dan Steva masih duduk satu bangku seperti dulu, tetapi Aku merasa berbeda, Aku merasa seperti ada pembatas di bangku itu, pembatas itu adalah aku dan Steva sekarang hanya teman biasa, bukan seperti dulu teman yang seperti yang luar biasa teman yang seperti kain dan kapas, teman yang tidak akan pernah terpisah, teman yang saling berhubungan. Tapi aku tahu, aku sendiri yang membuat pembatas itu, pembatas yang membuat semua berbeda.
Sekarang aku hanya bisa menangis. Setiap hari memori otakku selalu mengingatkanku tentang kenangan-kenangan yang indah, indah saat bersamanya, saat kita bercanda tawa bersama, saat menyanyi bersama, dan saat kita masih bersama. Kami melewatinya secara bersama, melewati teriknya matahari, melawan dinginnya malam, melawan derasnya hujan, dan bersinar terang saat kami bersama. Namun semua ini telah hilang, dan hilang semenjak ada dia.
Hai namaku Vera Shella Ariva, umurku 14 tahun dan aku bersekolah di SMP NEGERI 1 Bogor. Aku mempunyai dua sahabat perempuan yaitu Steva dan Stevi. Ya mereka adalah anak kembar. Steva dan Stevi adalah anak yang baik, sopan, pintar dan cantik. Aku bersahabat dengan mereka sejak kelas 7 SMP dan kami pun selalu bersama, namun saat awal kelas 8 persahabatan kita mulai tergoyah karena ada seseorang yang sangat menyebalkan duduk di samping Stevi dia adalah Catty, orang yang sok akrab, sok pintar, yang selalu ingin menang sendiri dan sukanya ngatur. Dari kelas 7 banyak teman-teman sekelas yang tidak suka padanya, bahkan suatu ketika dia pernah dimusuhi anak satu kelas.
Sejak Catty duduk di samping Stevi, Catty menjadi dekat dengan Stevi dan otomatis Catty juga dekat dengan Aku dan Steva, dan lama kelamaan Aku, Steva, Stevi, dan Catty menjadi sahabat, dan semenjak kita bersahabat Catty mulai mengatur-atur Aku, Steva, dan Stevi dan kita pun selalu menurut dengan apa yang Catty bilang. Dan entah mengapa akhir-akhir kelas 8 aku berfikir kalau Aku, Steva dan Stevi hanya seperti robot yang hanya di suruh-suruh. Dan sejak saat itu juga aku mulai menjauh dari Catty dan otomatis aku juga menjauh dari Steva dan Stevi. Dan semenjak Aku jauh dari mereka banyak teman-teman yang bertanya “Ver!! Kenapa kamu nggak main lagi sama Steva dan Stevi? Kamu lagi marahan ya sama mereka?”, Hampir semua teman satu kelasku bertanya seperti itu bahkan, teman-temanku yang bukan satu kelas denganku bertanya seperti itu kepadaku, karena mereka tahu kalau sejak kelas 7 Aku, Steva, dan Stevi itu selalu bareng. Ke kantin selalu bareng, ngobrol selalu bareng, ngerumpi selalu bareng, foto selalu bareng, dan sampai ke WC pun juga selalu bareng, dan pokoknya semua serba bareng deh, tapi kini semuanya telah hilang, semuanya telah lenyap sejak Catty dekat dengan kita.
Suatu ketika Aku membuka jejaring sosial facebook di beranda facebook aku melihat Steva membuat status yang isinya menyindirku, saat itu juga hatiku memanas, dan mataku ingin mengeluarkan cairan bening. Tak ku sangka Steva sahabatku dulu sekarang menjadi seperti ini. Tak kusangka Steva sahabatku dulu sekarang membenciku, dia sudah berubah, dia tidak seperti dulu.
Semenjak aku menjauh dari Steva dan Stevi Aku selalu memikirkan, dan melamunkan Steva dan Stevi. Suatu ketika Aku memutar memori masa laluku, memori saat bersama Steva dan Stevi, memori yang tak pernah bisa untuk kulupakan, terutama memori masa laluku saat bersama Steva. Seperti dulu, Aku masih duduk satu bangku dengan Steva, Walaupun Aku dan Steva masih duduk satu bangku seperti dulu, tetapi Aku merasa berbeda, Aku merasa seperti ada pembatas di bangku itu, pembatas itu adalah aku dan Steva sekarang hanya teman biasa, bukan seperti dulu teman yang seperti yang luar biasa teman yang seperti kain dan kapas, teman yang tidak akan pernah terpisah, teman yang saling berhubungan. Tapi aku tahu, aku sendiri yang membuat pembatas itu, pembatas yang membuat semua berbeda.
Sekarang aku hanya bisa menangis. Setiap hari memori otakku selalu mengingatkanku tentang kenangan-kenangan yang indah, indah saat bersamanya, saat kita bercanda tawa bersama, saat menyanyi bersama, dan saat kita masih bersama. Kami melewatinya secara bersama, melewati teriknya matahari, melawan dinginnya malam, melawan derasnya hujan, dan bersinar terang saat kami bersama. Namun semua ini telah hilang, dan hilang semenjak ada dia.
Kamis, 20 Maret 2014
cerita 5
PANJANG SEKALI....Poltak anak Medan sedang kuliah di Jogya, ia kesengsem sama Sulastri, gadis manis asal Solosuatu hari Poltak mengajak pacarnya Sulastri jalan2 kliling kota dengan motor RX-Kingnyaditengah perjalanan mereka ngobrol, karena motor melaju cepat, sulastri mulai protes.Sulastri: mas jangan kesusu....(jangan terlalu cepat)Poltak diam saja karena dikiranya dia duduk terlalu dekat dengan Sulastri, makan dengan sopan Poltak bergeser maju sedikit ke depan agar gak terlalu dekat dengan dada Sulastri. namun motor tetap saja melaju kencangSulastri: maaasss..... jangan kesusu tho...!!!(dengan logat jawa kental)Poltak masih diam. tapi duduknya makin maju sampai ke tangki motor.Sulastri: Mas ini, mbok ya jangan kesusuuuu.....Poltak hilang kesabarannya, badannya makin maju sampai mepet stang motor, dan keluarlah logat bataknya...Poltak: bahhh.... panjang benar susu kau Lastriii..... heran abang...
curcol
WIKIPEDIA : Aku tau semuanya.FACEBOOK : Aku kenal dengan semua orang.GOOGLE : Aku punya semuanya.MOZILA : Tanpa aku kalian tidak bisa di akses.EXPLORER : Kan gue masih ada.MOZILA : Apaan sih lo, ganggu acara orang aja!EXPLORER : Lo sih, ngaku-ngaku cuma ada lo sendiri!INTERNET : Udah-udah! Jangan banyak bacot lo semua, kalo gak ada gue kalian semua gak bakalan ada!FACEBOOK : Huuu, yang paling sering dikunjungi kan gue, jadi gue yang terbaik.YAHOO : Facebook, Inget, tanpa gue lo gak bisa buat Email!GOOGLE : Yahoo, Gue juga bisa buat Email.INTERNET : zzz... Udah tau gue yg paling hebat :pKOMPUTER : Gua Paling dewa di sini.PLN : Bacot lo semua! Gua matiin nih listriknya!GENSET : tenang aja kan masih ada sayaPLN : diem luPERTAMINA : awas kalian semua, saya stop pasokan BBM baru tau rasa loSOLAR CELL : tenang kan selama masih ada saya semuanya amanMatahari : Ettt Gk gw sinarin diem loAir, Batubara, Petir dll : MASIH ADA GUA !!!Bumi : Lo klo gk ada gw pasti gk bakal adajagat raya: lo semua kalo gak ada gwe pasti kalian gak bakalan ada....Tuhan: tanpa saya kalian semua tidak pernah ada
cerita
3 Orang tengah terdiam menikmati kehangatan sauna, yaitu orang dari Amerika, Jepang dan Indonesia. Keheningan didalam ruangan sauna dipecahkan oleh bunyi, ..bip,...bip,....bip... Orang Amerika membuka telapak tangan kirinya, dan membaca tulisan yang tertulis ditelapak tangannya itu. Dua rekan se 'sauna' nya dengan kagum melihat tulisan yang muncul ditelapak tangan orang Amerika tersebut."Oh, telapak tangan saya telah ditanamkan chips, saya dapat langsung menerima pesan SMS tanpa alat , SMS nya langung tampil ditelapak tangan saya,..." ujar si Amerika ketika melihat kedua rekannya bengong.Sesaat kemudian terdengar dering telepon, orang Jepang mengangkat tangan kanannya, jempol didekatkan ke telinga sedangkan jari kelingking kebibirnya, "Oh maaf, saya terima telepon dulu, tangan saya sudah berisi chips, saya dapat menerima dan berbicara melalui 2 jari saya tanpa menggunakan HP" kata si Jepang.Melihat semua itu, orang Indonesia mulai gugup, Apa yang bisa saya tunjukkan untuk mengalahkan orang orang ini? pikirnya. Karena stress, keinginannya untuk buang air besar tidak tertahankan lagi.Usai buang air, dia kembali lagi ke ruang sauna, tetapi karena tidak biasa membasuh bokongnya dengan kertas toilet, seuntai kertas toilet masih berjuntai di belahan bokongnya.Dengan keheranan orang Jepang dan orang Amerika menunjuk ke untaian kertas 'sisa' tsb dan berkata: "Kertas apa itu yang tergantung dibokong anda...?""Oh maaf, saya baru terima Fax.." jawab orang Indonesia tersebut.
al kisah
GARA GARA SINYAL
Cowok:aduh Bebz, nanti aja
telponnya, disini sinyal aku PUTUS
PUTUS ,,, !
Cewek : APPAAA!!! ?
tega kamu
ya,,, aku nelpon kamu dari paris ke indonesia kamu malah minta
putus !!! ! SALAH AKU APA COBA !!
Cowok: tuh kan, kamu salah
dengar,,, DISINI SINYALNYA JELEK!!!
Cewek: hikz-hikz-hikz... tega
kamu, kamu putusin aku karena, kamu bilang salah aku
karena aku jelek ???
Cowok:
Disini Aku nggak dapat
sinyal ! soalnya Operator aku
Ax*s lagi gangguan, aku sayang
kamu bebz !
Cewek: apaa!! kamu bilang? kamu
dpat gebetan baru, yang
namanya ANIS ? dan kamu lebih
sayang dia? tega kamu ! tega!
Cowok: ya alloh, Mati gue, Bukan
sayang, Aku minta kamu telpon aku sebentar lagi, Aku naik ke
menara dulu, ya,?
Cewek: apa?
oke, aku akan naik
menara eifel, dan aku akan
lompat, dan kamu nggak akan
ngeliat aku untuk selamanya ! dasar BUAYA! HABIS MANIS SEMPAK
DIBUANG !!!
cerpen
Alkisah ada 3 pemuda sedang mempamerkan hp mreka
Junot :Gw kemaren bingung milih hp di mall ya udah gw beli I-Phone 5 ajah..
Xaor : Gw kemaren disuruh milih hp ama orang tua,ya udah gw milih BB aja deh*belum puas*
Agil : Gw kemaren mau beli hp tapi bingung banget loh,
Junot& xaor : knpa bngung?
Agil : soalnya semua hp itu ga pake kartu perdana semua..
Junot&xaor : *penasaran* kok gk pke kartu sih?
Agil : iya soalnya layarnya kecil sama cuma muncul angka digit dan +-x : doank!
Junot&xaor : ITU KALKULATOR BEO!!! *lempar ke kuburan*
Junot :Gw kemaren bingung milih hp di mall ya udah gw beli I-Phone 5 ajah..
Xaor : Gw kemaren disuruh milih hp ama orang tua,ya udah gw milih BB aja deh*belum puas*
Agil : Gw kemaren mau beli hp tapi bingung banget loh,
Junot& xaor : knpa bngung?
Agil : soalnya semua hp itu ga pake kartu perdana semua..
Junot&xaor : *penasaran* kok gk pke kartu sih?
Agil : iya soalnya layarnya kecil sama cuma muncul angka digit dan +-x : doank!
Junot&xaor : ITU KALKULATOR BEO!!! *lempar ke kuburan*
Langganan:
Postingan (Atom)